Profil Keluarga Mahasiswa Jambi Mesir
Adalah Keluarga Mahasiswa Jambi yang terlahir tepatnya pada hari Selasa 23 September 1986, sebuah entitas yang tumbuh dan berkembang seiring berjalannya roda pendidikan dinegeri seribu menara Mesir. Merajut kebersamaan dalam satu tujuan yaitu membangun ranah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah merupakan cita-cita mulia para penggagas organisasi tercinta ini. Berbekal semangat tersebut Keluarga Mahasiswa Jambi Mesir yang selanjutnya disingkat KMJ-Mesir bersinergi dalam membangun sumber daya manusia anggotanya.
Perjalanannya yang telah menuju usia yang matang telah banyak mewarnai organisasi pergerakan ini. Kendati demikian “Rumah Datuk” yang menjadi saksi bisu lahirnya KMJ masih setia menemani KMJ sampai detik ini. Beragam corak dan perubahan yang dibangun dengan fondasi kebersamaan dan silaturrahim sesama anggota ini telah melahirkan banyak bibit-bibit unggul dari para alumninya. Ini membuktikan betapa eksisnya sebuah pergerakan mahasiswa jambi di Mesir. Kini bibit-bibit yang disemaikan itu mulai berbuah. Beberapa alumnus KMJ Mesir mulai terjun dilapangan riil khususnya didunia dakwah dan pendidikan ditanah Jambi, sebut saja Bapak H. Abdullah Hasyim, MA, Bapak Izzat Daud, Lc. MA, Bapak Abdullah Firdaus, Lc. MA, Bapak M. Iqbal Bafadhal, Lc. MA dan Bapak H. Hermanto Harun, Lc. MAg (dosen IAIN Sultan Thaha Saifuddin JAMBI). Bahkan nama terakhir ini juga aktif menulis dibeberapa koran lokal dan nasional. Juga baik pendakwah (ketua IKADI Kota Jambi) maupun sebagai pengamat politik di Jambi.
Selain itu beberapa generasi KMJ yang telah pulang ketanah air telah banyak yang mengabdikan dirinya dibeberapa yaysan pendidikan di Jambi semisal Pesantren pembangunan Pal 10 dan MAN Model Jambi. Bahkan sebagian lagi telah mampu mendirikan yayasan-yayasan kecil seperti di kabupaten Merangin. Dikancah nasional para alumuns KMJ yang notabene nya adalah lulusan Universitas Al- Azhar mesir mulai menapak peran, sebut saja bapak H. Abdul Basith, Lc yang berkiprah di Badan Zakat Nasional (BAZNAS), dan saudara H. Faris Sufi, Lc, M.Si mengabdi sebagai dosen UIN Ciputat Jakarta. Ini semua menunjukkan betapa sebuah gerakan spektakuler dan terorganisir dengan rapi diciptakan oleh KMJ Mesir. Maka, tidak berlebihan jika penulis menyebut KMJ adalah motor pergerakan Mahasiswa Jambi di Timur Tengah, bukan hanya disebabkan KMJ adalah komunitas Mahasiswa Jambi terbesar ditimur tengah, tapi lebih dari itu KMJ telah banyak berkiprah diranah Mayang Mangurai Jambi.
Reformasi dengan semangat persatuan terus diusahakan para punggawa KMJ yang ber-regerenasi. Secara umum KMJ Mesir berupaya membantu anggotanya untuk sukses dalam studi formal di Al-Azhar. Karena memang itulah tujuan utama mereka datang ke negeri seribu menara ini. Selanjutnya untuk menunjang hal tersebut tentunya para dewan pengurus tentu saja menyusun program-program yang sejalan dengan arus formal studi. Dari mulai kajian-kajian rutin mingguan secara berkala sampai pemetaan dan retorika dakwah adalah bagian dari usaha untuk melahirkan insan-insan akademis yang mumpuni dibidangnya, sehingga para anggota KMJ tidak kaku ketika terjun ke masyarakat di tanah air dan di Jambi secara khususnya. Walaupun jumlah anggota KMJ sampai saat ini setiap tahunnya selalu fluktuatif yakni antara 50-80 an orang, akan tetapi berkat usaha bersama tersebut hasilnya telah bisa di rasakan bersama seperti yang telah saya gambarkan diawal tulisan ini.
Usaha ini tentunya harus terus menerus ditumbuh-kembangkan di ‘Rumah Datuk’ tercinta, estafet perjuangan para pelopor pergerakan dakwah ini harus langgeng agar bisa lebih jauh dirasakan implementasinya dihadapan masyarakat. Agar bisa terus hidup tentunya optimalisasi program di tubuh KMJ perlu didukung bersama. Dukungan dari semua pihak baik moril maupun finansial tentunya sangat berpengaruh terhadap pola dan laju KMJ saat ini. Dukungan moril dari dalam KMJ sendiri saat ini terus mengalir, begitupun dukungan moril dari luar KMJ baik itu di Mesir maupun dari tanah air.
Beberapa orang tokoh penting Jambi pernah menyambangi rumah datuk dibilangan Rabea al-Adawea, Nasr City. Namun demikian yang KMJ harapkan tentunya bukan hanya sokongan moril, tapi yang lebih penting bantuan finansial. Sampai saat ini, motor pergerakan ini ibarat kapal yang tengah melaju dengan kencang ditengah samudera tapi sudah mulai kehabisan bahan bakar. Boleh kita bayangkan seperti apa kapal itu selanjutnya berlayar mengarungi lautan. Walaupun kapal yang bernama KMJ, insya Allah tidak akan tenggelam, tapi tanpa bahan bakar yang memadai dia akan hanyut terbawa arus dilautan ketidak-pastian.
Inilah yang penulis khawatirkan, usaha yang begitu maksimal dan didasari keikhlasan ini saya rasa sangat tepat jika mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jambi yang menjadi pelabuhan para penumpang kapal KMJ tadi. Cita-cita memiliki ‘Rumah Datuk’ yang permanen terus dicanangkan para pengurus KMJ agar kelak mimpi yang wujud menjadi kenyataan. Swadaya anggota tentunya tak akan mampu membeli sebuah flat seperti yang telah dimiliki provinsi-provinsi negeri lain di Mesir ini. Beban pembayaran sewa rumah menjadi permasalahan krusial disetiap masa kepengurusan Dewan Pengurus dan anggota KMJ setiap tahunnya. Bersyukur sampai saat ini para anggota KMJ masih mampu bertahan, mengharap bantuan dari jemaah haji yang diajukan oleh anggota yang berangkat ketanah suci adalah salah satu cara KMJ mencari donasi selain memungut iuran anggota yang seadanya setiap bulan.
Pertanyaannya adalah, akankah Pemerintah Daerah Jambi bermurah hati untuk sebuah gerakan perubahan sumber daya manusia ditanahnya sendiri? Jawabannya tentu ada di Pemerintah Provinsi sendiri, penulis hanya berprasangka baik (husnudzan) bahwa selama ini Pemprov dan para pejabat di Jambi belum banyak mendengar kiprah para alumnus KMJ diranah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Semoga tulisan singkat ini mampu membuka cakrawala hati kalangan Pemerintah Provinsi dan para Pejabat Jambi terhadap kelangsungan pendidikan anak-anak negeri Jambi di Negeri Para Nabi.
Harapan penulis, semoga sinyalemen positif dari Pemerintah Kabupaten Sarolangun dibawah nakhoda Drs. Hasan Basri Agus yang telah bermurah hati memberikan bantuan pendidikan untuk Keluarga Mahasiswa Jambi Mesir menjadi motifator Pemerintah Provinsi Propinsi untuk ikut bersama memikirkan pergerakan studi anak-anaknya di Mesir ini.
Akhirnya izinkan saya mengutip sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA, ia berkata:“Ada dua orang bersaudara yang hidup pada masa Rasulullah SAW. Salah seorang diantaranya datang mengaji pada Nabi SAW, sedangkan seorang lagi pergi bekerja. Saudara yang bekerja ini mengeluh kepada Rasulullah SAW tentang saudaranya yang tidak bekerja. Kemudian Rasulullah SAW bersabda:”Semoga engkau dilimpahi rezeki karenanya (saudaramu yang mengaji itu). (HR. Tirmidzi dan Hakim). Wallahua’lam Bissawab.
* Dewan Konsultatif KMJ 2009, Mantan Ketua KMJ 2003-2004, Mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ushuluddin Jurusan Dakwah Al-Azhar University Cairo Mesir